Bagaimana Orang Hebat Memulai Sesuatu?


Oleh : Relon Star*
(http://www.andaluarbiasa.com/bagaimana-orang-hebat-memulai-sesuatu)

“Anda tidak perlu hebat untuk memulai sesuatu,
tetapi Anda perlu memulai sesuatu untuk menjadi hebat”

~ Relon Star

Entah kenapa, banyak sekali orang yang trauma dengan kegagalan sehingga saking tak mau mengakrabinya, mereka cenderung takut untuk memulai sesuatu. Iya apa iya? Kalau mau jujur, orang takut untuk mencoba karena takut gagal. “Daripada dipikir tidak sukses dalam tulis-menulis, sudahlah lebih baik aku tidak menulis,” begitu dalih yang sering dijumpai. Ini salah satu contoh saja.

Awalnya, saya termasuk dalam deretan orang yang takut gagal semacam itu. Tetapi, sejak membuat keputusan penting di tahun 2008—hidup saya berubah—sekarang malah ketagihan mencoba sesuatu yang baru. Dan, ini rasanya lebih nikmat ketimbang morfin. Mmhh… maklum saya mantan morfinis, jadi saya tahu perbedaannya.

Keputusan penting itu bermula pada September 2008. Tiba-tiba ada seorang pengusaha menelepon untuk mengajak saya berbisnis. Itu lho, jadi trainer dengan sertifikasi James Gwee, bermodalkan investasi Rp 25 juta. Tahu apa yang langsung terlintas dibenak saya? “Aduh, bagaimana kalau saya gagal?” Walaupun saya sudah diyakinkan oleh pengusaha itu, bahwa saya terpilih dari lima belas orang yang dianggapnya bisa menjalankan bisnis ini. Lebih manis lagi, pengusaha tersebut bersedia menginvestasikan uang sebesar Rp 25 juta, biaya training untuk saya. Manis sekali, bukan? Tetapi, tetap saja ’mentalitas orang gagal’ selalu mendapatkan tempat untuk bersarang di pikiran saya, sehingga membunuh keberanian untuk mencoba. Tetapi okelah, orang bijak selalu membutuhkan waktu untuk berpikir dulu, mempertimbangkannya matang-matang, baru kemudian memutuskan.

Dua minggu rasanya cukup untuk memikirkan tawaran menggiurkan ini. Singkat cerita, saya menolaknya. Lho, kok aneh? “Lalu, apa yang Anda ingin ceritakan di sini, Relon?” Anda pasti mulai menyalahkan keputusan saya. Tetapi, tunggu dulu! Jangan buru-buru menyimpulkan.

Saya menawarkan bentuk lain dari kerjasama. Visi hidup pun mulai saya bagikan pada pengusaha tersebut. Saya mantan pecandu narkoba—yang tidak bisa menutup mata, melihat rakyat Indonesia yang kaya akan potensi. Tetapi, perlahan-lahan menuju kehancuran karena tak bisa memerangi kekuatan benda haram NARKOBA.

Waktu ditanya, “Apa visi kamu ke depan?” saya menjawab spontan, “Mau tulis buku mengenai kisah hidup saya ini!”

Emang kamu bisa nulis?” tanyanya.

“Tidak! Tetapi saya mau coba.”

“Ok, kamu tulis buku, saya support kamu.” Ini percakapan singkat, namun sanggup membuat ledakan besar dalam hidup saya.

Mulailah saya menulis buku. Tahu hasilnya? Berkali-kali ditolak oleh penerbit ternama untuk segmen rohani. Tetapi, kali ini saya tidak membiarkan rasa takut gagal itu bersarang di pikiran saya. Sebaliknya, saya mengambil naskah buku dan menempel logo penerbit itu di cover naskah saya, lalu setiap hari membayangkan buku saya diterbitkan di toko-toko buku. Finally, langkah awal berhasil dilewati. Buku perdana saya telah diterbitkan pada bulan Juni 2008, dengan judul Run or Die (Metanoia, 2008).

Kegagalan hanyalah suatu proses. Proses yang menjadikan Anda siap menjadi orang sukses. Sukses sebelum gagal rasanya seperti kopi tanpa gula. Nikmat bagi orang yang berpenyakit khusus—seperti diabetes—tetapi tidak bagi orang sehat. Jarang sekali saya mendengar orang sukses yang sebelumnya tidak pernah menjumpai kegagalan. Kalaupun ada, mungkin hanya berapa persen. Itu hanyalah unsur KEBERUNTUNGAN.

Kalau Anda pernah gagal, Anda tidak sendirian karena banyak orang lain mengalaminya. Tetapi, kalau Anda gagal dan tidak berani mencoba lagi, Anda akan benar-benar sendirian. Karena, orang yang sekarang sudah sukses—pernah gagal—namun say good bye dengan kegagalan itu, karena ia berani mencoba.

Saya tidak akan pernah tahu akhir dari mimpi saya menulis buku kalau saya tidak berani mencoba. Kita tidak akan pernah tahu apakah usaha kita akan berhasil atau gagal, kalau tidak coba memulainya. Sekarang, saya jadi tahu ending dari perjalanan menegangkan menulis buku. Apalagi ditambah mendengar banyak orang yang terinspirasi dengan kisah saya itu … wow manis sekali!

Bagaimana dengan Anda? Maukah Anda coba untuk memulai sesuatu?

Baca Selengkapnya...

Pemrograman Dasar Visual Basic


Mengenal Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintahperintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an.
Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).


Untuk melihat materi lengkapnya, silahkan ikuti tautan (download) dibawah ini :
Silahkan didownload materi di atas, dan dapat disebarluaskan untuk pendidikan.

Baca Selengkapnya...

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai Sesuatu (Ataukah, Kita Memang Selalu Terlambat? Jadi Jangan Dijadikan Pikiran!)


Oleh : Brian Arfi
(http://fauzan.dhezign.com/190/bisnis/tidak-ada-kata-terlambat-untuk-memulai-sesuatu-ataukah-kita-memang-selalu-terlambat-jadi-jangan-dijadikan-pikiran/)

Pernahkah anda memiliki sebuah ide bisnis tapi kemudian orang lain menjalankannya lebih dulu? Pernahkah anda berencana membuka warung kecil di depan rumah anda tapi tetangga anda ternyata mendahului anda? Pernahkah anda ingin menulis buku tentang sebuah topik dan ternyata ada orang lain yang menuliskannya terlebih dahulu? Pernahkah anda ingin mendaftarkan sebuah nama domain tapi orang lain mendahului anda?

Sadar atau tidak sadar, setiap hari, setiap waktu, di suatu tempat, orang lain akan selalu mendahului kita. Pepatah yang mengatakan, “tidak ada kata terlambat dalam memulai sesuatu” tidak mungkin perlu dievaluasi ulang. Karena kenyataannya kita selalu terlambat dalam melakukan sesuatu…mmm… mungkin tidak selalu sih, tapi pasti lebih sering terlambat dibandingkan tidak kan?

Selalu ada yang mendahului kita dalam mendapatkan klien tertentu, memenangkan tender tertentu, menciptakan produk tertentu, memenangkan kontes tertentu, dan lain sebagainya. Lalu apa yang harus kita lakukan? Diam saja?

Sadar dong…

Dengan menyadari bahwa kita selalu terlambat kita dapat menyesuaikan perspektif dan cara berpikir kita. Daripada terus terusan mengkhawatirkan kita jadi yang pertama atau bukan, sudah ada yang melakukannya atau belum, dan apakah kita terlambat atau tidak, lebih baik kita melakukan saja apa yang sudah kita rencanakan.

Jika ternyata ada orang lain yang menciptakan produk tertentu (yang ingin kita buat), justru BAGUS! Karena kita bisa mempelajarinya dan membuat produk lain yang jauh lebih baik. Jika tender tertentu sudah dimenangkan orang lain, itu juga HEBAT! Karena (jika anda melakukannya dengan benar) pesaing anda bisa jadi salah satu aset berharga untuk anda. Apapun yang anda lakukan, tidak ada gunanya mengkhawatirkan apakah sudah ada yang menjalankan apa yang ingin anda lakukan atau belum. BERTINDAKLAH sekarang, dan buktikan bahwa pembalap yang ada pada posisi pertama pada putaran-putaran awal belum tentu menjadi pemenang sebuah balapan ;)

Ingat, satu-satunya hal yang lebih buruk daripada terlambat memulai sesuatu adalah…tidak memulai apapun.

Semoga bermanfaat

Baca Selengkapnya...